Empat
tahun sudah anakku yang kedua terlahir ke dunia ini. Empat tahun lalu si bayi
mungil dengan berat 3,1 kg hadir dalam keluargaku. Bayi cantik dan sehat itu
kami beri nama Dzaky Aqiila Prameshwari. Dari nama tersebut sudah dapat
tercermin harapan dan doa kami kepadanya. Menjadi orang yang mandiri dan
pimpinan (ratu) yang Cerdas, mengerti, paham dan kokoh karena akalnya.
Begitulah kurang lebih arti dan makna dari nama yang kami berikan.
Kiky,
panggilan sehari – hari kami, sekarang sudah tumbuh menjadi anak yang cerdas,
periang dan cerewetnya bukan main. Dialah yang dapat membuat suasana gembiran
dan semarak. Akalnya yang selalu aktif, membuatnya terus bergerak kreatif.
Apabila dia tidak ada di rumah, dapat dipastikan rumah kami sepi. Saya akan
sibuk dengan membaca, membuat laporan, Ibuknya yang pendiam dengan telaten
mendampinginya sambil istirahat kerja seharian, eyangnya menikmati aktifitas
kesehariannya dan Mbaknya selalu asyik dengan belajar membaca dan berhitungnya.
Dengan
mobilitas dan kreatifitasnya, dia selalu mampu menembus kesibukan dan aktifitas
orang disekitarnya. Semua orang dalam keluarga pasti dihebohkan dengan aksi –
aksinya juga cerewetnya. Yah begitulah anak – anak… kalau diceritakan hamper
100 persen pujaan. Wajar saja namanya anak….
Sejak
umur tiga tahun, dia sudah ikut – ikutan sekolah Mbaknya. Mbaknya yang 1,5
tahun lebih tua masuk Taman Kanak – kanak, dia nimbrung masuk PAUD. Karena
pembawaannya yang seneng bergaul dengan siapa saja, maka daalm beberapa hari
saja dia sudah hafal nama – nama semua temannya. Berbeda dengan kakaknya yang
pendiam.
Periang,
bersemangat, aktif, disiplin sangat melekat dengan dirinya. Namun demikian emosinya
yang seneng “gemas” atau “gregetan” menambah hebohnya suasana. Jeritan dan
suara keras tidak jarang keluar dari mulutnya yang mungil….
Terkadang
dalam gurauan kami, ketika melihat tingkah laku si Kiky, teringat sewaktu
menjelang kelahirannya. Prosesnya cukup menegangkan. Semalam sebelum
kelahirannya, janin yang di dalam kandungan bergerak sangat aktif. Jejakan kaki
– kakinya sangat kuat seakan pengen lari keluar. Perpindahan posisi dari kiri
ke kanan dan sebaliknya seakan dia pengen cepet – cepet merasakan jajanan
coklat kesukaanya. Betul juga…. Sekitar pukul 23.00 malam, rasa sakit di perut
mulai terasa, juga sering ke belakang untuk buang air kecil. Sesekali sakit
trus reda kembali.
Kami
berfikir, apa mau lahir si janin ini? Padahal dokter memperkirakan sekitar dua
minggu lagi. Sekitar pukul 01.00 perut sudah terasa tidak sakit dan tenang,
tetapi saya tetap waspada dengan berbagai kemungkinan. Kami ingin besok pagi
pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisi kandungan. Karena kondisi sudah
tenang, saya megambil wudhu dan sholat malam. Kemudian membaca Al Qur’an. Surat
– surat yang akau baca macam – macam, surah Yaasiin, Al Waqiiah, Ar Rahman,
Yusuf dan sebagainya. Saat membaca surat Luqman, tiba – tiba saya dikejutkan
oleh suara… pyoook…… disertai jeritan kecil istiri saya karena terkejut.
Ternyata
air ketuban keluar dengan deras dan membuat basah kasur. Kami semua panic.
Dengan segera saya menghubungi Pak Sunar (alm) tetangga saya untuk mengantar
kami ke dokter dengan mobil bututnya. Dengan kondisi ngantuk dan mobil yang
sedikit rewel karena saking tuanya, kami berangkat ke rumah bersalin yang
jaraknya sekitar 25 kilometer. Hanya sholawat dan doa saja yang dapat
mengurangi rasa sakit istri saya menjelang proses kelahiran. Tepat pukul 04.00,
kami tiba di rumah bersalin dan selanjutnya mendapat penanganan yang menurut
saya cukup memuaskan dan cepat. Dokter Rinto yang menangani pemeriksaan selama
kehamilan segera siaga dan menyiapkan proses operasi cecar. Sekitar pukul 06.00
proses kelahiran via operasi cesar pun selesai dan hadirlah tangisan bayi
mungil kami, Dzaky Aqiila Prameshwari.
Pengalaman
hidup dan kenangan proses kelahiran Kiky empat tahun lalu masih hangat dibenak
kami. Dan sekarang bayi itu sudah tumbuh menjadi seorang anak lincah yang sudah
mengenyam pendidikan anak usia dini.
Selamat
Ulang Tahun, Sugeng Ambal Warsa, Happy Birthday anaku, anak ibunya Kiky, cucu
Eyang – eyangmu….doa kami semua selalu mengiringi dan semoga terkabul. Amiin