Selasa, 31 Januari 2012

Tersenyum...

Kata "tersenyum" ini dapat dipastikan semua orang sangat paham akan kata tersebut. Sunggingkan senyumanmu mas... mbak... mbok dhe.. pak dhee... sayang.... dan seterusnya. Seakan dunia ini kalau perlu dihiasi oleh senyum - senyuman dari bibir ini.

Macam - macam dibalik senyuman itu, antara lain senyum manis, senyum gembira, senyum kecut, senyum palsu, senyum dan seterusnya........


Padahal ditilik dari sumber dan alat untuk tersenyum sangatlah sederhana... hanya lembaran 2 bibir ini, itupun bentuk bibir muacem - muacem... ada yang tipis, agak tebal, tebal atau bahkan (maaf) ngowoh.... juga warna bibir tiap orang tidak sama. Ada yang pink, coklat, hitam, pucat, merah....

Bibir itu apabila digeser atau digerakkan sedikit saja, akan lain makna dan isyaratnya. kalau gerak sedikit bisa diartikan senyuman, tangisan, menggumam dst..... kalau terbuka lebar bisa dikatakan ketawa, "angop", teriak dsb...

Oaalaah tersenyum aja kok repot.....

Ada yang bisa artikan senyum...?????

Senin, 30 Januari 2012

Lahan Hilang... Merana....


Petani dibenak masyarakat umum identik dengan Lumpur, Padi, Sapi, Kerbau dan seterusnya. kesan yang kuat tentang Petani adalah keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan, kotor. Sehingga pekerjaan bertani atau menjadi petani ini sangat tidak diminati oleh sebagian besar masyarakat atau bahkan tidak mau menjadi Petani. Penghasilan petani yang hanya diperoleh tiap musim tanam, harga jual hasil produksi pertanian yang rendah, tingkat kerepotan proses produksi (usaha tani) mendorong orang untuk terus menjauh dari kegiatan bertani.

Lahan pertanian yang dahulu membentang luas, kini berganti tanaman berupa rumah, pabrik atau bangunan yang mewakili modernitas. masyarakat Indonesia yang sebagian besar petani harus menjadi pengganguran karena lahannya dijual untuk memenuhi kebutuhan yang mengatasnamakan zaman moderen.

Persetan dengan "zaman moderen", yang jelas semua itu menggilas masyarakat agraris di Nusantara ini. Ibu pertiwi semakin menangis tersedu meratapi anak - anak bangsa semakin kekurangan pangan karena lahan untuk menghasilkan pangan lenyap. Tanah subur yang semestinya dapat menghasilkan bahan pangan, kini tidak lagi. yah sudah menjadi nasib petani nusantara ini... petani hanya tinggal nama, lahan pertanian hanya tinggal kenangan...

Minggu, 29 Januari 2012

AKIBAT HILANG KENDALI


Head line Koran Jawa Post hari ini terpampang tulisan “Bawa Jazz, Anak SMP tabrak 15 Orang”. Berita itu tentu cukup menarik perhatian saya karena kemarin baru saja saya mengalami kecelakaan dan masih hangat diingatan saya dan seluruh masyarakat akan peristiwa minggu kemarin (22 Januari 2012) di Tugu Tani Jakarta. Seorang perempuan muda, Afriyani Susanti, telah menabrak orang – orang yang sedang berjalan di trotoar dan menewaskan 9 orang. Setelah ditelusuri ternyata Afriyani dalam keadaan terpengaruh oleh pil koplo (extasi), minuman keras setelah dugem dibeberapa tempat bersama kawan – kawannya. Sungguh tragis……….. Orang – orang yang sedang berjalan itu menjadi korban pengemudi yang hilang kesadarannya. Karena kesadarannya berkurang atau hilang maka control terhadap diri juga tidak ada sehingga tidak dapat mengendalikan apa yang sedang dikemudikan. Ehmmmm…. Setelah peristiwa itu nama Afriyani bak seorang monster pembunuh yang menewaskan banyak orang dalam sekali laju, dan seakan –akan layak untuk dicaci maki, dikutuk, dihakimi oleh masyarakat.

Mirip dengan kejadian diTugu Tani, kemarin di Makasar juga terjadi peristiwa penabrakan atas 15 orang oleh pengemudi mobil Jazz (Hadi). Hanya saja dalam peristiwa ini tidak sampai timbul korban yang tewas, tetapi apapun akibatnya tentu sangat merugikan pihak lain. Hadi, seorang pelajar SMPN 3 Makasar yang masih berumur 14 tahun sudah mengemudi mobil tanpa sepengetahuan orang tuanya. Melihat umur yang masih sangat muda itu dapat dipastikan bahwa Hadi belum mempunyai surat ijin mengemudi (SIM) dan tentunya belum bisa mengendalikan diri dengan baik ketika sedang di jalan, juga yang lebih penting adalah anak seusia Hadi belum dapat dimintai pertanggungjawaban secara penuh apabila terjadi sesuatu. Sungguh mengerikan kalau melihat seperti itu……
Berkaca pada 2 (dua) peristiwa itu saja kita dapat menganalisa secara kasar bahwa pengendara atau pengemudi yang mengalami kecelakaan itu adalah orang yang tidak dapat mengendalikan diri ketika berkendara atau mengemudi karena kesadarannya berkurang atau hilang sama sekali. Kesadaran ini akan berpengaruh pada konsentrasi pengemudi, dan konsentrasi ini akan membawa ketenangan membawa kendaraannya. Orang yang tergesa – gesa cenderung berkurang konsentrasinya, juga orang yang banyak pikiran juga demikian. Human error inilah yang sering menjadi penyebab kecelakaan di dunia. System untuk memperoleh SIM yang kurang ketat (kalaupun ada ujian, terkesan ada permainan atau rekayasa) sehingga pengemudi kurang cakap dalam berkendara dan memahami rambu – rambu lalu lintas. Rambu – rambu hanya dijadikan aksesoris jalan saja atau dihafal dalam otak saja tetapi penerapannya sangat jauh dari yang diharapkan.
Factor kesadaran penuh pengemudi ini sangat mutlak untuk diperhatikan, apalagi berkendara di jalan raya itu selalu ada pihak lain yang dapat menjadi korban kita atau malah kita yang akan menjadi korban dari kehilangan kesadaran dan pengendalian diri. Sebanyak apapun aturan, seketat apapun system mendapatkan SIM, sebagus apapun rambu – rambu yang dibuat oleh DLLAJ tidak menjamin 100 % keselamatan seseorang, tetapi semua itu berangkat dari diri kita sendiri. Kesadaran penuh akan meningkatkan kestabilan kita dalam berkonsentrasi, dan konsentrasi itu akan dapat membantu kita dalam mengendalikan kendaraan yang kita kemudikan. Kalau sudah seperti itu, kecil kemungkinan terjadinya kecelakaan kecuali memang sudah apesnya menjadi korban ugal – ugalan pengendara atau pengemudi lain. Semoga kita semua selalu selamat dalam perjalanan…. Amiin.

Sabtu, 28 Januari 2012

KECELAKAAN... UJI atau RIZQI??


KEDIRI. “Brrraaakkkk……” suara benturan keras antara dua motor Yamaha Mio dan Honda Supra. Suara itu cukup mengagetkan warga dan murid – murid SMP yang sedang menerima pelajaran. Maklum tabrakan itu terjadi tepat di depan SMPN 3 Wates, Kediri. Yaaa.. pagi tadi sekitar pukul 07.30 WIB saat saya mengantar kerja istri motor Mio merah marunku menabrak motor yang dikendarai seorang perempuan seusia belasan tahun.

Pagi itu seperti biasa saya mengantar istri untuk kerja lembur, karena hari ini adalah Sabtu. Kami meluncur dari arah timur dengan kecepatan rata – rata 50 km/jam, malah cenderung santai karena masuk kerjanya agak siang (pukul 08.00). Setelah melewati perbatasan desa Wates, saya melihat dari kejauhan tampak ada orang mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan posisinya di sekitar marka jalan. Tampaknya orang itu seorang perempuan, terlihat dari rambutnya yang terurai karena tidak memakai helm. Mendekati SMPN 3 Wates – Kediri, ada seorang kakek menyebrang jalan pelan – pelan tetapi perjalanannya terhenti di tengah jalan tepat di garis marka mungkin untuk memberi kesempatan pengendara dari arah barat lewat. Malang menimpa bapak tua pencari rumput itu. Pengendara yang saya lihat berkecapatan tinggi itu menabrak orang tua itu dan jatuh terkulailah dia. Setelah menabrak orang tua itu, motornya oleng dan jatuh terlempar ke arah kanan jalan. Jarak motor yang kami kendarai dengan posisi tertabraknya orang tua tadi cukup dekat (sekitar 15 meter) sehingga saya tidak sempat menghindari motor yang terlempar itu dan BRAAAKKKKK……. Motor yang menabrak orang itu ganti menabraku. Atraksi koprol pun terjadi. Saya dan istri koprol terguling. Kami spontan mengecek kondisi masing – masing dan Alhamdulillah tidak ada luka serius diantara kami, hanya memar dipundak kiri, telapak kaki dan paha kanan. Berkali – kali dari mulut kami meluncur istighfar dan puji syukur karena tidak cidera serius. Kemudian saya mengecek perempuan yang menabrak itu dan orang tua yang tertabrak. Kasihan sekali….. orang tua pencari rumput itu mengalami patah tulang kering di kaki kirinya dan perempuan yang menabrak mengalami luka lecet serius dikaki, tangan dan wajahnya. Innalillahi wa inna lillahi rojiun…
            Alhamdulillah kami berdua masih bisa berjalan walau beberapa jam kemudian terasa ngilu (njarem = jawa). Dari peristiwa yang terjadi pagi itu, membuat kami lebih merenung dan berpikir. Peristiwa seperti itu siapapun pasti tidak menginginkan apalagi yang lebih parah. Yang luka memar saja sudah seperti ini, badan terasa ngilu, panas dalam apalagi yang lebih parah. Ehmmmm….mengerikan….. namun kalau kejadian itu tiba – tiba menimpa kita dan dapat dipastikan kita tidak tahu kapan, dimana terjadi termasuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi setelahnya. Saya mencoba berfikir agak jernih dan mendalam, flash back ke belakang. Pelan – pelan aku mencermati berbagai tindakan, perasaan yang selalu tidak stabil dan hal – hal yang lebih rasional lagi. Yaah….kalu sudah terjadi… terjadilah… kita berfikir ke depan dan lebih hati – hati dalam bertindak khususnya berkendara.
Sebagai makhluk Tuhan yang lemah, kami pun menyadari bahwa manusia tidak luput dari salah, khilaf dan lupa. Dengan adanya peristiwa singkat itu semoga saja dapat lebih membuat waspada pada setiap gerak, tindakan, perilaku, perkataan kita. Kita ikhlaskan semua kejadian itu, kita pasrahkan semuanya kepada Sang Pencipta Allah swt, karena kecelakaan seperti itu bisa dianggap sebagai ujian ataupun rizqi, tinggal bagaimana kita cara menerima dan menyikapinya bukan??

Jumat, 27 Januari 2012

Kromo Kretek...


Banyak orang ramai memperbincangkan fatwa Haram merokok. Di warung, toko, pasar,sekolah, kampus, internet, kantor dan hampir semua tempat "rokok" menjadi dongengan hangat. Ada yang mendukung dan bahkan mengkampanyekan Anti Merokok, ada yang cuek gak peduli dan tetap merokok, ada yang agak malu - malu merokok ditempat umumdan seterusnya. Dengan sederet alasan, dampak merokok terus dikampanyekan, dengan tujuan akhir "menghilangkan rokok".

Rokok, Nikotin, Tembakau, cengkih, TAR, TBC, Haram, impoten dsb terus di dengungkan. media cetak, media elektronik, iklan - iklan terus mewartakan tema - tema itu.

Namun disisi lain, di daerah kaki Gunung Argopura, Mbah Kromo Kretek (begitu orang memanggilnya).. dengan santai dan seakan atau benar-benar tidak pernah mendengar, melihat slogan - slogan, kampanye, fatwa "ngrepoti kesenangan orang" (kata Mbah Kromo) selalu menyelipkan kantong ajaibnya (Slepen - tempat temabakau, cengkeh, korek api dan klobot-kulit jagung yang dikeringkan). Setiap saat orang melihat Mbah Kromo, yang terlihat adalah hisapan Rokok Kretek TINGWE (Melinting dewe) di bibir tuanya. Kelihatan nikmat sekali Mbak Kromo menghisap rokok Tingwe itu. Bull... bull.... asap rokok keluar dari mulutnya dan sesekali memutar mutar rokoknya. EHm... nikmat betul..

Umur Mbah Kromo sudah mendekati 90 tahunan. Secara umum fisiknya sehat, tenaganya masih seperti orang berumur 50 tahun. Singkatnya Mbah Kromo Kretek adalah orang yang energik dan sehat, karena setiap hari menyusuri lereng gunung Argopura mencari kayu.

Ketika ditanya tentang fatwa haram merokok itu, beliau menjawab... "Lha yang membuat Fatwa saja BELUM pernah MEROKOK kok nglarang orang merokok... Orang yang ngobrol tentang efek rokok aja belum pernah menikmati rokok... ehmm... Bukanya SUMBER PENYAKIT MANUSIA itu MAKANAN yang masuk ke PERUT dan KESERAKAHAN manusia????.... bukan tembakau, rokok dst....

Heheheh Mbah Kromo terus melanjutkan merokoknya.... Santai saja Mbah....

Kamis, 26 Januari 2012

Jum'at Kliwon

Hari Jum'at Kliwon menurut kebanyakan orang merupakan hari yang sakral, hari yang penuh dengan suasana ngeri, suasana mistis. Hari yang menyimpan banyak misteri di dunia cerita anak, cerita rakyat, cerita klenik, film nasional Indonesia, sinetron, rubrik mitos dsb. Malam Jum'at Kliwon di gambarkan dengan suasana mencekam, bau dupa selalu menyengat di mana - mana, pekuburan diramaikan oleh para arwah, jin, setan, demit, sundel bolong, pocong, glundung plecek dan sebangsanya. Tempat - tempat pemujaan dipenuhi bunga - bunga telon (bunga cempaka, roose, kenanga), dupa, minyak - minyak misig, kesturi, zafaron, hajar aswad dan sejenis minyak yang sangat wangi menyengat.

Suasana seperti itulah yang digambarkan oleh berbagai cerita, film, dan seabreg pesan orang tua, yang tujuan sebenarnya hanya untuk membuat takut anak kecil saja. Padahal kalau kita perhatikan, pelajari dan analisa, gambaran itu hanya akan membuat psikologi menjadi seorang penakut, menjadi orang tidak percaya dengan dirinya, tidak percaya dengan kekuatan jiwanya (apalagi ke MAHA-an Tuhan). Pikiran dan ilusi manusia akan di bawa ke situasi yang demikian tidak jelas bentuknya.

Kalau kita sebagai manusia yang rasional, tentunya akan berpikir secara logis. Kenapa kita harus takut, arwah, jin, setan, demit, pocong dan sebangsanya adalah sama - sama makhluk Tuhan. Mengapa kita harus mau terbelenggu dengan image - image, bayangan - bayangan yang belum tentu kebenaranya. Bau semerbak wangi - wangian adalah suatu keindahan yang bisa kita nikmati di dunia ini. Logika kita harus kita gunakan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa Takut itu sendiri, karena sebenarnya sumber ketakutan adalah DIRINYA sendiri. Bukankan itu semua lebih enak untuk ngopi bersama - sama sambil makan pisang goreng yang hangat....

Rabu, 25 Januari 2012

Trauma Badai Matahari

KEDIRI. Dua hari ini angin berhembus kencang tak seperti biasanya. Awalnya saya berpikir hal yang wajar saja karena saat ini musim penghujan dan bulan Januari dimana pada bulan itu menurut kata banyak orang sebagai hujan sehari – hari. Tadi pagi sekitar pukul 09.30 wib, saya dikejutkan oleh anak – anak saya yang pulang sekolah lebih awal dari biasanya dan dalam kondisi menangis ketakutan. Lantas saya bertanya kepada kedua putri cantikku “Kenapa menangis dan takut? Ada apa?”. “Ada angin kencang. Seng sekolah banyak yang rusak dan kabur terkena angin sehingga belajarnya pindah ke masjid.”. Langsung saya tersadar bahwa angin yang kencang saat ini tidak seperti biasanya dan mungkin dapat menimbulkan kerusakan ataupun bencana.
Rasa penasaranpun muncul dan saya mencoba menghubungi keluarga di Ponorogo, kawan – kawan dibeberapa kota, membaca status di facebook dan menyimak berita televisi ternyata angin kencang itu terjadi secara merata. Bahkan lebih parah dibanding dengan Wates (Kediri). Pohon tumbang dimana – mana, ada rumah yang roboh, kapal nelayan terbalik dan masih banyak lagi kejadian yang menyedihkan akibat angin kencang. Dari BBM (Black Berry Masanger) yang saya terima, memperingatkan adanya badai Matahari yang puncaknya terjadi pada malam ini. Perasaan khawatir terjadi pada kawan – kawan dan keluarganya, dalam komentar di facebook, BBM, twiter banyak yang berdoa semoga tidak terjadi dan tertimba bencana badai.
Saya mencari informasi di internet tentang badai Matahari, disebutkan pada hari Senin (23 Januari 2012) kemarin telah terjadi ledakan Matahari pada bintik Matahari NOAA 1402. Ledakan ini merupakan ledakan terkuat sejak tahun 2005 bahkan masuk dalam M-9 atau mendekati kelas extreme. Akibatnya terlepaslah partikel berenergi tinggi dan lontaran massa corona (CME = Coronal Mass Ejection) yang sampai ke Bumi pada Selasa pukul 21.18 wib. CME bergerak dengan kecepatan hingga 2.200 km/det. CME menimbulkan badai Matahari yang bisa mengganggu system navigasi, telekomunikasi, fungsi satelit dan perbakan, juga gangguan komunikasi radio HF (gelombang pendek).
          Pantas saja angin begitu kencang berhembus hingga menimbulkan berbagai ketakutan, peristiwa menyedihkan di beberapa kota di dunia. Perasaan takut yang dialami anak saya dari kejadian tadi pagi, tidak serta merta hilang setelah pulang dari sekolah. Perasaan itu selalu muncul ketika ada suara yang disebabkan oleh angin. Dia pasti menangis sambil menutup kedua telinganya. Sungguh kasihan,  trauma dengan kejadian akibat angin kencang yang merusak sekolahannya tadi pagi. Saya membayangkan, betapa takut dan menderitanya para korban bencana alam. Anak saya yang tidak seberapa parah saja takut dan traumanya seperti ini, apalagi korban – korban angin putting beliung, banjir, tsunami, gempa bumi, gunung meletus, kecelakaan maut dan sebagainya. Jangan takut anakku, kita bersyukur masih dikarunia keselamatan dan terhindar dari badai Matahari. Semoga semuanya terhindar dari segala bencana dan dikaruniai keselamatan. Amiin.

Minggu, 22 Januari 2012

Wisata Goa Selomangleng



Terasa sejuk dan segar udara pagi di bawah kaki gunung Klotok, Kediri. Wilayah kotamadya Kediri bagian barat, masuk kelurahan Pojok kecamatan Mojoroto ternyata mempunyai tempat yang indah, sejuk, segar. Tempat yang cocok untuk refresing dan melepas kepenatan pikiran ataupun perasaan. Pagi tadi, penulis dan keluarga menyusuri jalan berkelok di kaki gunung Klotok itu. Dari arah kota Kediri menuju arah barat melewati jembatan lama Brawijaya yang membentang di sungai Brantas. Berbelok ke kiri jalan Veteran lurus ke arah barat, perempatan Sukorame terus ke Barat kurang lebih 2 (dua) kilometer. Salah satu lokasi wisata di kota Kediri ini, berdekatan dengan Universitas Kadiri.
Lokasi wisata itu dikenal dengan kawasan Goa Selomangleng. Di sekitar goa terdapat museum Airlangga, kolam renang dan taman bermain, tetapi yang terkenal adalah Goa Selomangleng. Goa ini sangat terkenal karena banyak menyimpan legenda yang sangat terkenal, antara lain cerita asal usul kesenian Reog. Konon Prabu Kelana Sewandana yang akan melamar Dewi Sangga Langgit putrid raja Kediri melewati jalan bawah tanah. Berangkat dari Bantar Angin (Ponorogo) melalui Goa Bedali yang terletak di sekitar hutan kayu putih (desa Sukun, kecamatan Pulung) dan keluar di wilayah Kediri melalui Goa klotok (Goa Selomangleng). Legenda itu sangat dipercaya kebenarannya oleh masyarakat Ponorogo, karena menyangkut legenda kesenian aslinya, Reog Ponorogo.
Lain lagi legenda yang berkembang pada masyarakat Kediri. Tempat itu dipercaya sebagai tempat pertemuan raja mereka pada jaman dulu, Prabu Panji Inu Kertopati dan Dyah Ayu Candrakirana setelah mengalami ujian berat dan berpisah cukup lama. Cerita atau legenda Panji inilah yang banyak berkembang di masyarakat, meskipun berbeda seting dan ceritanya. Intinya adalah pertemuan dua Raja dan permaisuri kerajaan Kediri itu. Memang secara historis, Kediri merupakan kerajaan tua yang berdiri sekitar tahun 1000 masehi. Kerajaan besar pertama yang berada di Jawa Timur setelah terjadi peperangan di kerajaan Mataram Kuno. Mpu Sendoklah yang mendirikan kerajaan Kahuripan yang nantinya terkenal dengan kerajaan Kediri dengan rajanya yang terkenal Prabu Airlangga.
Kembali pada cerita pagi tadi, ketika menyusuri jalan berkelok di kaki gunung Klotok. Sebelum masuk pintu utama ke areal lokasi wisata, ada tikungan ke arah kiri. Penulis bersama keluarga mengambil jalan arah kiri, ternyata jalannya berkelok dan banyak warung – warung disepanjang jalan. Warung lesehan ini disediakan untuk pengunjung yang menikmati keindahan dan kesegaran alam kaki gunung. Namun demikian ketika kami menyusuri jalan dengan Mio merah marun kami, melihat banyak pasangan muda – mudi yang tampak asyik bercengkerama, bermesraan dibeberapa warung. Pemandangan yang sangat indah tentu menambah kenikmatan mereka dalam berlayar mengarungi gelombang asmara.
Penulis teringat kasus menghebohkan beberapa tahun lalu (sekitar 2009), yang mengekspos adegan mesum di salah satu warung disekitar wisata goa selomangleng. Kasus itu cukup menghebohkan warga Kediri, dan pelakunya dapat dilacak dan diproses secara hukum. Ternyata para kawula muda yang menjadi actor dan pengedar video mesum berdurasi sekitar 10 menit itu. Kalau melihat tata letak dan suasana warung – warung di sepanjang jalan itu memang memungkinkan untuk melakukan hal – hal yang banyak diinginkan oleh para pemuda pemudi yang mabuk asmara.
Untuk mencegah dari mesum-isme dan menambah keindahan lokasi sekitar lokasi wisata goa Selomangleng, hendaknya pemerintah Kotamadya Kediri menertibkan warung – warung yang ada, merapikan, menata dan mengkoordinir dengan baik. Syukur – syukur memberikan pinjaman lunak untuk pengembangan warung agar lebih lengkap dan menarik. Selain itu, lampu – lampu penerangan ditambah sehingga kalau malam jalan – jalan itu jadi lebih terang. Dan mungkin ada lagi program menarik kepada para pemilik warung, yang rata – rata berasal dari masyarakat sekitar, sehingga ada hubungan yang saling menguntungkan antara masyarakat dan Pemerintah Kota.
Kalau itu bias terwujud dan dikembangkan di sekitar lokasi wisata goa Selomangleg tentunya para pengunjung akan lebih sering berkunjung kembali, dan juga akan lebih enjoy menikmati keindahan wisata Goa Selomangleng, bukan…..??

Selamat berkunjung……

Sabtu, 21 Januari 2012

Berjingkrak....!!

Tanpa sadar kaki ini terus bergerak mengikuti irama musik perkusi yang nyaman sekali didengar. Plung ketipak timplung... eh.. pung plak palak tung deng deng... kira - kira seperti itu apabila suara tabuhan ditulis.

tubuh ber ingkrak - jingkrak (bahasa Jawa yo..) atau lompat - lompat seakan tak terkendali. 2 strip di bawah kesadaran orng kesurupan. Tangan terus bergerak mengalir... kepala juga ikut tolah toleh, putar, angguk dan seterusnya...

yang menarik dari ekspresi itu, apakah disitu salah satu ke IKHLASAN sedang manjing dijiwa yang paling dalam.... proses lepasnya kesadaran itu yang mendasari hilangnya semua perasaan yang sering membuat orang bisa SAKIT. atau yang akan muncul sebuah perasaan SOMBONG karena bisa berjingkrak - jingkrak??

wah bisa uedan mengotak atik antara GERAK TUBUH, GERAK BATIN bila dihubungkan dengan ESTETIKA, LOGIKA dan soal yang LUHUR - LUHUR itu....

Jumat, 20 Januari 2012

Pak Tua di Lereng Gunung Kelud

Pagi buta, udara dingin, kabut tebal menyelimuti kaki Gunung Kelud. Jalan aspal berlubang campur tanah tampak basah dan licin karena tadi semalam hujan. Suara burung berkicau dan kokok ayam menambah suasana desa di kaki gunung berapi paling aktif di Jawa semakin terasa.
Suasana tersebut ternyata tidak membuat malas masyarakat sekitar desa Sumber Urip kecamatan Ngancar, Kediri. Dari kejauhan, remang - remang terlihat seseorang naik sepeda Jawa ("sepeda Unto") membonceng setumpuk kayu bakar. Tumpukan kayu itu sangat tinggi, melebihi tinggi badannya bahkan dua kali lipat tinggi tubuhnya... waduh awas nanti ambrux....

Setelah dekat, jelaslah raut muka orang itu. Seorang pengayuh sepeda Jawa Tua ( teyeng pisan )ternyata adalh seorang penjual kayu bakar dari salah satu anggota masyarakat di desa tersebut. Umurnya sudah tua (sekitar 65 tahun). Dari otot dan raut mukanya tidak nampak sebegitu tua, hanya sorot matanya terlihat nampak kelelahan. Ketika ditanya mau kemana kayu itu di jual, pak tua itu menjawab ke Pasar Wates (padahal jarak desa terebut ke pasar wates kira - kira 17 km). Setumpuk kayu itu berapa harganya, sekitar 20 ribu. Berapa kali dalam seminggu menjual kayu, 2 kali. Berapa keluarganya, pak tuapun menjawab dengan enteng Istri cuma satu anaknya hanya 6.

ehm... coba kita pikirkan dan renungkan cuplikan gambaran tersebut di atas? Orang tua yang seharusnya sudah istirahat menikmati masa tua, harus menghidupi keluarga. Ia hanya menghasilkan 160 ribu rupiah per bulan, tapi mampu menghidupi keluarganya.

kenapa kita tidak mau bersyukur??? ?

Kamis, 19 Januari 2012

Ngbrol Ringan dengan Kawan Lama

KEDIRI. Sesekali tertawa lepas, sesekali ngobrol semi serius. Begitulah suasana pertemuan tiga kawan lama ketika bertemu bersama. Duduk di bagian luar food court Kediri Mall, kami bertiga bercengkerama, ngobrol ngalor ngidul entah apa saja yang diomongkan. Penulis dan 2 (dua) kawan penulis semasa kuliah yang berdomisili atau bekerja di wilayah sekitar kota Kediri. Mereka adalah Sulistiyo, seorang kawan yang berasal dari kota Situbondo dan berkeluarga di kota Otak – otak Lamongan. Dia di Kediri hanya kos dan melaksanakan tugas sebagai karyawan di perusahaan asuransi , dan satunya Joko Pribadi, seorang kawan yang asli Kediri. Dia seorang wiraswasta sukses dengan mengelola dan pemilik penjualan buku dan alat peraga sekolah di Surakarta serta usaha gymnastic (fitness dan aerobic). Selain itu juga masih mempunyai perkebunan buah naga dan tebu. Sebenarnya masih ada 2 (dua) teman lagi yang kami undang, tetapi berhalangan hadir yaitu Imam Gozali, pengusaha ayam petelur di Blitar dan Noviana, pegawai di kantor Walikota Kediri.
Keinginan untuk berkumpul bersama ini sebenarnya sudah lama kami rencanakan tetapi selalu tertunda. Akhirnya kami putuskan sebagai awal pertemuan kami bertiga berkumpul bersama terlebuh dulu. Sebenarnya penulis sering ngopi dan ngobrol bersama dengan Sulistiyo, Joko maupun Imam tetapi itu hanya kami berdua, tidak bersama – bersama dalam satu pertemuan. Keinginan kami hanyalah untuk saling ngobrol dan bersifat kekeluargaan.
Dalam pertemuan tadi, meskipun banyak ngobrol tentang kegiatan masing – masing tetapi ada sedikit hal yang mendapat catatan penulis. Pertama, bahwa pertemuan semacam ini kiranya untuk dapat dilaksanakan pada waktu berikutnya. Kedua, adanya saling tukar informasi, kerjasama, support dan saling mengingatkan.
Inspirasi ataupun harapan terkadang bisa muncul ketika kita ngobrol ringan dan lepas tanpa ada suatu aturan yang terkesan formal dan tertata. Seperti dalam pertemuan siang ini, penulis minimal mendapat harapan dan inspirasi baru dari cerita Joko tentang usaha baru yang ditekuninya, jual beli spare part sepeda onthel kuno. Dia menceritakan dengan semangat perihal usaha baru yang menjadi sampingannya. Berdasarkan ceritanya, dalam sebulan dia bisa bertransaksi dengan nilai puluhan juta. Hanya via telepon dengan calon pembeli (yang sekarang sudah menjadi pelanggannya) dia bisa mengirim barang sesuai pesanan setelah mendapat uang transfer dari pembeli. Misalnya, ada pembeli yang membutuhkan sepeda onthel dengan merek Gazele, sepeda onthel buatan jerman yang mempunyai nilai jual hingga jutaan rupiah. Dia langsung berusaha untuk mendapatkannya, setelah speda onthel ditangannya, Joko menghubungi pembeli tersebut. Selisih harga beli dan jual itulah yang keuntungannya setara dengan gaji seorang teller di Bank. Lumayan ……..
Dari cerita singkat dan semangat itulah, penulis mendapat inspirasi untuk mensuplay barang (spare part sepeda onthel) kepada Joko, dan ada harapan baru yang kiranya dapat dijadikan pendapatan sampingan. Sebagai langkah awal, penulis menghubungi kawan – kawan yang ada di Ngunut, Tulungagung yang mana daerah itu memang banyak yang memproduksi spare part. Semoga saja ada hasil yang didapat dari harapan dan usaha ini, dan penulis yakin Joko yang kukenal sejak pertama kali kuliah (karena satu kos) pasti akan membantu dan mengarahkannya. Terima kasih kawan – kawan semua…..

Rabu, 18 Januari 2012

Tanaman Produktif di Pinggir Jalan


KEDIRI. Sepanjang kira kanan jalan ini terasa kosong dan hampa, tidak ada pepohonan yang tumbuh. Hanya semak belukar, tanaman perdu atau rumput gajah yang ditanam tidak beraturan. Pemandangan hijau di pinggir jalan hanya berasal dari tanaman – tanaman itu selain tanaman yang ditanam di sawah. Menjadi pemandangan yang lain apabila musim kemarau tiba. Pemandangan hijau tadi sirna menjadi gundukan tanah kering dan tampak tandus. Panas sengatan sinar matahari dapat langsung dirasakan oleh kulit manusia.
Penulis dan mungkin banyak orang lain yang punya perasaan, keluhan yang sama pada musim kemarau, betapa panasnya udara ketika melintasi sebuah jalan. Jalan tanpa peneduh berupa pohon – pohon, jalan tanpa penyegar berupa daun – daun yang memproduksi oksigen, jalan tanpa penyejuk mata berupa keindahan bunga dan daun tanaman dan seterusnya. Meskipun sudah ada upaya untuk penanaman tanaman di pinggir jalan seperti akasia, asam, sono, tanjung, terasa masih kurang. Masih banyak jalan yang belum terhijaukan, dan masih banyak jalan yang harus ditanami untuk membantu menyerap CO2 (carbondioksida). Memang sudah banyak yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menghijaukan sekitar jalan raya, tetapi karena perawatannya kurang maka banyak tanaman yang mati.
Terlepas dari masih kurangnya upaya yang dilakukan pemerintah dalam menghijaukan kiri kanan jalan raya, penulis mempunyai pemikiran bagaimana cara pemanfaatan lahan dipinggir jalan agar mempunyai nilai keindahan, nilai fungsi dan nilai ekonomis tanpa mengesampingkan keselamatan dan kenyamanan pemakai jalan. Tanaman yang ditanam disepanjang kiri kanan jalan, ditanami tanaman yang produktif seperti tanaman buah dan dibawahnya bias juga ditanami semacam rumput – rumputan.
Penulis pernah melintas disebuah jalan tengah di kecamatan Pesantren Kota Kediri, yang mana di pinggir jalan tampak tanaman blinjo (mlinjo) yang sedang berbuah. Warna merah kulit blinjo terlihat jelas sekali ketika kita melintasi jalan itu. Ada lagi jalan desa di kecamatan Prajekan kabupaten Bondowoso. Di sepanjang jalan tampak pohon mangga tumbuh subur dan rapi karena ranting – ranting yang menganggu jalan dipotong rapi sehingga pengguna jalan tidak merasa terganggu. Dan masih banyak lagi ruas – ruas jalan yang ditanami tanaman produktif.
          Melihat seperti itu, penulis berpikir apakah bias dan boleh pinggir jalan ditanami tanaman produktif seperti tanaman buah? Kalau tanaman kayu jelas boleh karena banyak tanaman kayu ditanam disepanjang jalan. Mahoni, asam, trembesi, sono dan lain sebagainya sering kita jumpai, tetapi tanaman buah sangat jarang. Bertolak dari pemikiran iseng tersebut, kiranya masyarakat yang tinggal di pinggir jalan akan dapat menikmati hasilnya, atau ada semacam profit sharing (bagi hasil) antara masyarakat dan pemerintah daerah, tentunya aka nada pendapatan dari hasil panen buah yang ditanam. Amat sangat saying, tanah kosong yang subur hanya dibiarkan tidak dimanfaatkan agar lebih produktif.
          Selain mempunyai nilai ekonomis, kiranya jalan akan tampak indah karena sudah musim buah akan sangat menarik pandangan bagi yang melintas di jalan tersebut. Promosi produk local yang tidak perlu biaya besar sudah langsung pada sasaran (konsumen), syukur – syukur sebagai penjualnya masyarakat setempat tentu sudah memotong rantai pasar yang biasanya panjang dan berbelit.
          Pemikiran sederhana penulis sebagai pengguna jalan yang sering melintas jalan – jalan di berbagai pelosok Jawa Timur semoga dapat diterapkan, minimal berbgai ide bagi pemerhati lingkungan. Daripada jalan – jalan panas, kan lebih nyaman dan asri apabila ditanami tanaman yang produktif bukan??