Kamis, 19 Januari 2012

Ngbrol Ringan dengan Kawan Lama

KEDIRI. Sesekali tertawa lepas, sesekali ngobrol semi serius. Begitulah suasana pertemuan tiga kawan lama ketika bertemu bersama. Duduk di bagian luar food court Kediri Mall, kami bertiga bercengkerama, ngobrol ngalor ngidul entah apa saja yang diomongkan. Penulis dan 2 (dua) kawan penulis semasa kuliah yang berdomisili atau bekerja di wilayah sekitar kota Kediri. Mereka adalah Sulistiyo, seorang kawan yang berasal dari kota Situbondo dan berkeluarga di kota Otak – otak Lamongan. Dia di Kediri hanya kos dan melaksanakan tugas sebagai karyawan di perusahaan asuransi , dan satunya Joko Pribadi, seorang kawan yang asli Kediri. Dia seorang wiraswasta sukses dengan mengelola dan pemilik penjualan buku dan alat peraga sekolah di Surakarta serta usaha gymnastic (fitness dan aerobic). Selain itu juga masih mempunyai perkebunan buah naga dan tebu. Sebenarnya masih ada 2 (dua) teman lagi yang kami undang, tetapi berhalangan hadir yaitu Imam Gozali, pengusaha ayam petelur di Blitar dan Noviana, pegawai di kantor Walikota Kediri.
Keinginan untuk berkumpul bersama ini sebenarnya sudah lama kami rencanakan tetapi selalu tertunda. Akhirnya kami putuskan sebagai awal pertemuan kami bertiga berkumpul bersama terlebuh dulu. Sebenarnya penulis sering ngopi dan ngobrol bersama dengan Sulistiyo, Joko maupun Imam tetapi itu hanya kami berdua, tidak bersama – bersama dalam satu pertemuan. Keinginan kami hanyalah untuk saling ngobrol dan bersifat kekeluargaan.
Dalam pertemuan tadi, meskipun banyak ngobrol tentang kegiatan masing – masing tetapi ada sedikit hal yang mendapat catatan penulis. Pertama, bahwa pertemuan semacam ini kiranya untuk dapat dilaksanakan pada waktu berikutnya. Kedua, adanya saling tukar informasi, kerjasama, support dan saling mengingatkan.
Inspirasi ataupun harapan terkadang bisa muncul ketika kita ngobrol ringan dan lepas tanpa ada suatu aturan yang terkesan formal dan tertata. Seperti dalam pertemuan siang ini, penulis minimal mendapat harapan dan inspirasi baru dari cerita Joko tentang usaha baru yang ditekuninya, jual beli spare part sepeda onthel kuno. Dia menceritakan dengan semangat perihal usaha baru yang menjadi sampingannya. Berdasarkan ceritanya, dalam sebulan dia bisa bertransaksi dengan nilai puluhan juta. Hanya via telepon dengan calon pembeli (yang sekarang sudah menjadi pelanggannya) dia bisa mengirim barang sesuai pesanan setelah mendapat uang transfer dari pembeli. Misalnya, ada pembeli yang membutuhkan sepeda onthel dengan merek Gazele, sepeda onthel buatan jerman yang mempunyai nilai jual hingga jutaan rupiah. Dia langsung berusaha untuk mendapatkannya, setelah speda onthel ditangannya, Joko menghubungi pembeli tersebut. Selisih harga beli dan jual itulah yang keuntungannya setara dengan gaji seorang teller di Bank. Lumayan ……..
Dari cerita singkat dan semangat itulah, penulis mendapat inspirasi untuk mensuplay barang (spare part sepeda onthel) kepada Joko, dan ada harapan baru yang kiranya dapat dijadikan pendapatan sampingan. Sebagai langkah awal, penulis menghubungi kawan – kawan yang ada di Ngunut, Tulungagung yang mana daerah itu memang banyak yang memproduksi spare part. Semoga saja ada hasil yang didapat dari harapan dan usaha ini, dan penulis yakin Joko yang kukenal sejak pertama kali kuliah (karena satu kos) pasti akan membantu dan mengarahkannya. Terima kasih kawan – kawan semua…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar