KEDIRI. “Brrraaakkkk……” suara benturan keras antara dua
motor Yamaha Mio dan Honda Supra. Suara itu cukup mengagetkan warga dan murid –
murid SMP yang sedang menerima pelajaran. Maklum tabrakan itu terjadi tepat di
depan SMPN 3 Wates, Kediri. Yaaa.. pagi tadi sekitar pukul 07.30 WIB saat saya
mengantar kerja istri motor Mio merah marunku menabrak motor yang dikendarai
seorang perempuan seusia belasan tahun.
Pagi itu
seperti biasa saya mengantar istri untuk kerja lembur, karena hari ini adalah
Sabtu. Kami meluncur dari arah timur dengan kecepatan rata – rata 50 km/jam,
malah cenderung santai karena masuk kerjanya agak siang (pukul 08.00). Setelah
melewati perbatasan desa Wates, saya melihat dari kejauhan tampak ada orang
mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan posisinya di sekitar marka jalan.
Tampaknya orang itu seorang perempuan, terlihat dari rambutnya yang terurai
karena tidak memakai helm. Mendekati SMPN 3 Wates – Kediri, ada seorang kakek
menyebrang jalan pelan – pelan tetapi perjalanannya terhenti di tengah jalan
tepat di garis marka mungkin untuk memberi kesempatan pengendara dari arah
barat lewat. Malang menimpa bapak tua pencari rumput itu. Pengendara yang saya
lihat berkecapatan tinggi itu menabrak orang tua itu dan jatuh terkulailah dia.
Setelah menabrak orang tua itu, motornya oleng dan jatuh terlempar ke arah
kanan jalan. Jarak motor yang kami kendarai dengan posisi tertabraknya orang
tua tadi cukup dekat (sekitar 15 meter) sehingga saya tidak sempat menghindari
motor yang terlempar itu dan BRAAAKKKKK……. Motor yang menabrak orang itu ganti
menabraku. Atraksi koprol pun terjadi. Saya dan istri koprol terguling. Kami
spontan mengecek kondisi masing – masing dan Alhamdulillah tidak ada luka
serius diantara kami, hanya memar dipundak kiri, telapak kaki dan paha kanan. Berkali
– kali dari mulut kami meluncur istighfar dan puji syukur karena tidak cidera
serius. Kemudian saya mengecek perempuan yang menabrak itu dan orang tua yang
tertabrak. Kasihan sekali….. orang tua pencari rumput itu mengalami patah
tulang kering di kaki kirinya dan perempuan yang menabrak mengalami luka lecet
serius dikaki, tangan dan wajahnya. Innalillahi wa inna lillahi rojiun…
Alhamdulillah
kami berdua masih bisa berjalan walau beberapa jam kemudian terasa ngilu
(njarem = jawa). Dari peristiwa yang terjadi pagi itu, membuat kami lebih
merenung dan berpikir. Peristiwa seperti itu siapapun pasti tidak menginginkan
apalagi yang lebih parah. Yang luka memar saja sudah seperti ini, badan terasa
ngilu, panas dalam apalagi yang lebih parah. Ehmmmm….mengerikan….. namun kalau
kejadian itu tiba – tiba menimpa kita dan dapat dipastikan kita tidak tahu
kapan, dimana terjadi termasuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi
setelahnya. Saya mencoba berfikir agak jernih dan mendalam, flash back ke
belakang. Pelan – pelan aku mencermati berbagai tindakan, perasaan yang selalu
tidak stabil dan hal – hal yang lebih rasional lagi. Yaah….kalu sudah terjadi…
terjadilah… kita berfikir ke depan dan lebih hati – hati dalam bertindak
khususnya berkendara.
Sebagai makhluk Tuhan yang lemah, kami
pun menyadari bahwa manusia tidak luput dari salah, khilaf dan lupa. Dengan
adanya peristiwa singkat itu semoga saja dapat lebih membuat waspada pada
setiap gerak, tindakan, perilaku, perkataan kita. Kita ikhlaskan semua kejadian
itu, kita pasrahkan semuanya kepada Sang Pencipta Allah swt, karena kecelakaan
seperti itu bisa dianggap sebagai ujian ataupun rizqi, tinggal bagaimana kita cara
menerima dan menyikapinya bukan??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar