KEDIRI. Temu kangen atau reuni atau jumpa lagi kawan
lama merupakan acara yang biasa dilakukan oleh banyak komunitas atau sekumpulan
orang yang pernah mengadakan interaksi atau orang yang mempunyai historis,
ikatan emosional yang sama. Yang sering mengadakan acara – acara seperti itu
kawan – kawan sekolah masa lalu, kawan sekantor dulu dan lain sebagainya.
Bahkan pertemuan keluarga yang lazim diadakan oleh pemeluk Islam pada hari raya
pun dinamakan Reuni keluarga sekaligus halal bi halal. Kegiatan ini memang
dapat dikatakan sebagai tren pada dasar warsa ini.
Penulis
pun sering mengadakan reuni bersama kawan – kawan sekolah atau sesame aktivis
dulu, seperti reuni satu angkatan sewaktu SMA, reuni ikatan keluarga Pramuka,
halal bi halal dan reuni keluarga besar kakek buyut dan masih banyak lagi.
Secara pribadi, memang banyak pertanyaan yang muncul dalam benak. Apa kegiatan
semacam itu bermafaat atau tidak sih?? Apa yang menjadi agenda utama acara
seperti itu?? Apakah acara itu dapat memberi manfaat pada kawan yang memang
membutuhkan perhatian?? Dan masih banyak pikiran – pikiran yang seestinya tidak
muncul, tetapi pikiran itu tetap saja mengganjal dalam pikiran. Sambil berjalan
dan mengikuti acara – acara semacam reuni itu aku mengadakan diskusi, wawancara
(ngobrol - ngobrol) dan mencoba menganalisisnya.
Dari
beberapa hasil obrolan dan pertimbangan tampaknya manfaat dari pertemuan semacam
reuni ini banyak membawa manfaat, asalkan maksud dan tujuan pertemuan itu
dimengerti dan dipahami bersama. Artinya pertemuan itu menjadi bermanfaat
ketika pesertanya saling memahami arti penting bersilaturahmi dan
mengesampingkan pandangan – pandangan yang bersifat pembedaan dan pembandingan.
Orang yang sudah lama berpisah atau
tidak bertemu dengan kawan atau saudara ada beberapa kemungkinan yang terjadi
pada orang itu. Rasa kangen pengen ketemu, ingat tetapi merasa jauh dan
canggung bertemu, ingat tapi tidak mengingatnya baik – baik dan cenderung
mengabaikan, ada yang malah lupa sama sekali. Kondisi seperti itu yang sering
dialami orang ketika lama tidak bertemu kawan atau saudara lama meskipun sudah
pernah bersama – sama berjuang menggapai cita – cita.
Dengan adanya reuni atau temu kangen
atau hala bi halal, orang akan flash back ke belakang, ke masa lalu dan
berusaha mengingat, mengenang masa lalu ketika bersama. Ingatan melayang jauh
ke belakang untuk mengingat masa senang, susah, manis dan pahit masa lalunya.
Dari mengingat inilah muncul semangat baru dan merasa seperti 10, 20, 30 tahun
yang lalu. Pertemuan itu sungguh luar biasa, karena bisa mengembalikan memory
yang lama terpendam atau bahkan hilang. Banyak orang tua yang merasa seperti
muda lagi, orang sakit seakan mendapat obat mujarap, orang pelupa menjadi
kembali utuh ingatannya dan seterusnya.
Berbagi cerita masa lalu sudah
menjadi topic utama dalam sebuah acara temu kangen dan semacamnya, tetapi topic
lainpun juga akan mengimbas. Seperti kondisi keluarga, pekerjaan, usaha, hobby
dan lainnya tidak luput dari obrolan. Dengan berbagi itulah banyak yang saling
bertukar pikiran mengembangkan usaha, meningkatkan kinerja, memperluas
jaringan, mengadakan kerjasama dan sebagainya. Yang tak kalah penting adalah
ada beberapa kawan lama yang menawari pekerjaan atau usaha bagi kawan lain yang
memang benar – benar membutuhkan perhatian, selain itu dapat pula sebagai biro
jodoh.
Nah… dari sedikit uraian di atas
dapatlah dilihat sedikit manfaat dari acara pertemuan – pertemuan yang bersifat
kekeluargaan, komunitas dan perkawanan itu. Seperti penulis ungkapkan di awal,
pertemuan itu akan membawa manfaat apabila dipahami bersama.
Penulis juga mengamati beberapa kawan
yang malah merasa minder bertemu kawan lama atau saudara lainnya bahkan
berpendapat bahwa pertemuan semacam itu tidak ada gunanya sama sekali. Mereka
beralasan merasa rendah diri karena hidupnya pas – pasan (miskin), bukan
pegawai dan beberapa alasan lainnya. Yang menganggap tidak ada manfaat biasanya
beralasan dengan pertemuan itu sudah mengeluarkan dana tetapi tidak ada hasil
yang diperoleh, acaranya monoton dan didominasi oleh beberapa orang saja,
kurang akomodatif kepada orang – orang desa. Perasaan dan pikiran ini sering
muncul pada orang – orang yang belum sepakat dan memahami arti penting
pertemuan itu. Mungkin yang lebih memprihatinkan adalah merasa ada pembandingan
kekayaan, kedudukan, status social lainnya yang bersifat diskriminatif. Menurut
penulis, itu sebenarnya menurut perasaannya sendiri sementara yang disangkakan
tidak terbukti dan yang disangkapun ada tidak merasa membuat perbedaan atas
apapun termasuk klas.
Namun semua pendapat itu semua perlu
diperhatikan dan dihargai karena itu hak mereka menentukan pilihan dan
mengemukakan pendapat. Terlepas dari manfaat dan tidaknya pertemuan itu bagi
penulis merasakan ada sesuatu yang penting, yaitu silaturahmi. Yah..
silaturahmi itu sangat penting dan tentunya ada manfaatnya sepanjang orang itu
memaknai pertemuan itu. Dalam agama Islam, silaturahmi sangatlah dianjurkan dan
diwajibkan bahkan ada ancaman berat bagi yang memutus tali persaudaraan atau
silaturahmi, tidak masuk surga. Oleh karena itu penulis tetap memandang secara
proporsional bahwa acara pertemuan semacam itu sangat perlu dan bermanfaat.
Selamat bernostalgia kawan, saudara, mas, mbak, adik –
adik, bapak, ibu, kakek, nenek……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar