Hari Jum'at Kliwon menurut
kebanyakan orang merupakan hari yang sakral, hari yang penuh dengan
suasana ngeri, suasana mistis. Hari yang menyimpan banyak misteri di
dunia cerita anak, cerita rakyat, cerita klenik, film nasional
Indonesia, sinetron, rubrik mitos dsb. Malam Jum'at Kliwon di gambarkan
dengan suasana mencekam, bau dupa selalu menyengat di mana - mana,
pekuburan diramaikan oleh para arwah, jin, setan, demit, sundel
bolong, pocong, glundung
plecek dan sebangsanya. Tempat - tempat pemujaan dipenuhi bunga - bunga
telon (bunga cempaka, roose, kenanga), dupa, minyak - minyak misig, kesturi,
zafaron, hajar aswad dan sejenis minyak yang sangat wangi menyengat.
Suasana seperti itulah yang digambarkan oleh berbagai cerita, film, dan seabreg pesan orang tua, yang tujuan sebenarnya hanya untuk membuat takut anak kecil saja. Padahal kalau kita perhatikan, pelajari dan analisa, gambaran itu hanya akan membuat psikologi menjadi seorang penakut, menjadi orang tidak percaya dengan dirinya, tidak percaya dengan kekuatan jiwanya (apalagi ke MAHA-an Tuhan). Pikiran dan ilusi manusia akan di bawa ke situasi yang demikian tidak jelas bentuknya.
Kalau kita sebagai manusia yang rasional, tentunya akan berpikir secara logis. Kenapa kita harus takut, arwah, jin, setan, demit, pocong dan sebangsanya adalah sama - sama makhluk Tuhan. Mengapa kita harus mau terbelenggu dengan image - image, bayangan - bayangan yang belum tentu kebenaranya. Bau semerbak wangi - wangian adalah suatu keindahan yang bisa kita nikmati di dunia ini. Logika kita harus kita gunakan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa Takut itu sendiri, karena sebenarnya sumber ketakutan adalah DIRINYA sendiri. Bukankan itu semua lebih enak untuk ngopi bersama - sama sambil makan pisang goreng yang hangat....
Suasana seperti itulah yang digambarkan oleh berbagai cerita, film, dan seabreg pesan orang tua, yang tujuan sebenarnya hanya untuk membuat takut anak kecil saja. Padahal kalau kita perhatikan, pelajari dan analisa, gambaran itu hanya akan membuat psikologi menjadi seorang penakut, menjadi orang tidak percaya dengan dirinya, tidak percaya dengan kekuatan jiwanya (apalagi ke MAHA-an Tuhan). Pikiran dan ilusi manusia akan di bawa ke situasi yang demikian tidak jelas bentuknya.
Kalau kita sebagai manusia yang rasional, tentunya akan berpikir secara logis. Kenapa kita harus takut, arwah, jin, setan, demit, pocong dan sebangsanya adalah sama - sama makhluk Tuhan. Mengapa kita harus mau terbelenggu dengan image - image, bayangan - bayangan yang belum tentu kebenaranya. Bau semerbak wangi - wangian adalah suatu keindahan yang bisa kita nikmati di dunia ini. Logika kita harus kita gunakan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa Takut itu sendiri, karena sebenarnya sumber ketakutan adalah DIRINYA sendiri. Bukankan itu semua lebih enak untuk ngopi bersama - sama sambil makan pisang goreng yang hangat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar