Sabtu, 01 September 2012

Tambah Ilmu Saat Silaturahmi


Teriknya matahari tidak menyurutkanku untuk terus melaju menuju Tulungagung. Tujuan utama traveling saat ini adalah, silaturahmi ke saudara dan kawan - kawan di Tulungagung dan Blitar. Berangkat dari Wates (Kediri), yang berada di lereng gunung Kelud atau bagian tenggara kabupaten Kediri, saya melalui Sambi - Keras terus ke selatan. Jarak Wates - Tulungagung kurang lebih 40 kilo meter.



Kunjungan pertama adalah ke rumah saudara sepupu yang berada di kawasan exs. pabrik rokok Retjo Pentung, Jepun - Tulungagung. Berikutnya ke rumah kawan lama di perumahan Ringinpitu. Kawan sekantor saat masih kerja di salah satu lembaga keuangan sekitar tahun 2006 akhir. Dia sekarang sebagai PNS di Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten Tulungagung.

Kami ngobrol cukup lama. Kebetulan ada keterkaitan dengan program yang saya tangani, Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM). Pembicaraan mulai dari hal - hal umum sampai dengan teknis.

Sekitar pukul 10.30, perjalanan kami lanjutkan ke timur. Ada 3 (tiga) orang kawan di kecamatan Ngunut. Dua orang kakak beradik. Dua orang ini menekuni budidaya bunga melati. Kami bertiga ngobrol banyak tentang budidaya melati dan pemasarannya. Setiap hari mereka rata - rata dapat menghasilkan 2 - 3 kg melati dari kebun seluas sekitar 0,2 hektar. Ternyata dari obrolan itu, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa budidaya melati masih sangat prospektif, apalagi pada musim banyak pesta pernikahan.

Lain lagi pembicaraan yang kami bahas ketika kami berkunjung ke rumah kawan satu kost sewaktu kuliah. Anang, kawanku ini, bekerja sebagai THL Dinas pertanian kabupaten Tulungagung dan sebagai pengajar di salah satu sekolah swasta milik pondok pesantren. Meskipun demikian dia juga sebagai peternak ikan lele dan gurami. Tentunya pembicaraan kami tidak jauh dari 3 hal itu, yaitu pertanian, perikanan dan pendidikan. Sambil menikmati kopi dan singkong rebus, kami mengerucut pada topik perlunya pendidikan dan ketrampilan petani dengan memadukan berbagai program yang telah diluncurkan oleh pemerintah. Tetapi ada catatan, bahwa kemandirian petani lebih di utamakan.

Karena waktu yang sudah semakin sore, maka rute ke Blitar saya alihkan ke utara - Srengat dan Ponggok kabupaten Blitar. Jalan satu - satunya yang paling singkat, dekat dan mudah adalah dengan menyeberangi sungai Brantas via tambangan. Wow asyiik..... (cerita ada di edisi berikutnya). Di seberang utara sungai Brantas dari Ngunut adalah desa Kunir kecamatan Srengat. Tujuan berikutnya adalah seorang kawan yang ada di Ponggok - Blitar.

Kawan satu jurusan saat kuliah di Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Jember ini, mempunyai usaha ternah ayam petelur. Perbincangan kami selain menanyakan kabar kawan - kawan lama lainnya, terfokus pada teknis ternak ayam petelur. Saya mendapatkan ilmu yang banyak dari dia. Kawan saya satu ini, menurut pendapat pribadi, sangat pintar mengelola usahanya. Mulai dari pembuatan pakan, perawatan ayam hingga jeli dalam melihat peluang pasar. Saya tahu betul sejak proses awal sampai sekarang. Dengan memelihara ayam 10.000, dia sudah sangat cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan karyawannya. Saya sangat termotivasi dengan usahanya.

Matahari sudah mendekati limit ufuk barat. Saya pun bergegas untuk meluncur ke arah utara, Wates. jaraknyanya tidak terlalu jauh, sekitar 20 kilo meter. Vega R motorku yang sudah 8 tahun bersamaku itu, saya bawa menelusuri jalan pintas kota Jombang - Pare _ Blitar.

Tepat adzan maghrib saya sampai di rumah. Meskipun lumayan panas dan jauh perjalanan ini, saya sangat senang dan menikmati traveling kali ini. Selain dapat bersilaturahmi dengan saudara dan kawan - kawan lama, saya juga mendapatkan ilmu yang dapat menambah wawasan dan motivasi. Saya mendapatkan gambaran kondisi PLKSDA-BM di Tulungagung, pengetahuan tentang budidaya dan pemasaran bunga melati, pentingnya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani dan yang terakhir adalah ilmu beternak ayam petelur. Sungguh luar biasa... Ngluyur sambil silaturahmi dan belajar....

Terima kasih saudaraku, kawanku. Salamku untuk keluarga.... 

2 komentar:

  1. sedikit ralat untuk melati bukan 2-3 ons. mungkin lebih tepatnya kg.

    BalasHapus