Jumat, 23 Maret 2012

Kelangan Rupiah, Oleh Berkah

Sebuah ungkapan sederhana yang lama tidak saya dengar dan mungkin banyak orang merasakan seperti saya, atau bahkan belum mendengar sama sekali. Satu kalimat sederhana, singkat dan mudah diingat tapi kalau mau memaknai tentu akan menjadi panjang uraiannya. Kalimat berbahasa Jawa tersebut apabila berbahasa Indonesia kurang lebih menjadi “Kehilangan Rupiah, mendapat Barokah” yang arti sederhana kira – kira biarlah kehilangan uang (rupiah) tetapi barokah dari Tuhan yang kita terima.

Sore kemarin, ketika saya “marung” di sebuah warung kopi, ada beberapa orang asyik mengobrol seputar jual beli tanah dan rumah. Tanpa sengaja saya memperhatikan dan mengikuti cerita – cerita mereka, sapa tahu ada yang menarik dan memberikan informasi berharga. Sambil menikmati kopi bubuk hitam ditambah suasana sejuk udara diwarung kopi itu, saya mencoba menyimak cerita itu. Nampaknya yang ngobrol itu semua unsure lengkap, ada penjual, pembeli dan “Mac Leren” alias makelar-nya. Mereka membicarakan mulai persoalan lokasi, luas, kepemilihan, dokumen, situasi sekitar lokasi dan hal – hal yang terkait dengan rumah dan tanah lainnya.

Obrolan itu tidak begitu lama, saya nggak tahu apakah mereka ngobrol di warung itu sudah lama? Tetapi sepengetahuan saya mereka belum lama ngobrol, melihat salah seorang dari mereka harus menuangkan kopinya di cawan karena panas. Entah tiba – tiba, orang yang berbaju hitam itu berkata “ Ga opo – opo, kelangan rupiah oleh berkah. Saya akan membeli rumah dan tanah itu dengan tempo pelunasan 2 (dua) bulan”. Mendengar dari pembicaraan itu, orang yang berbaju hitam tersebut adalah pembelinya. Menyimah perkataan pembeli itu, saya spontan teringat dengan ungkapan sederhana yang sudah lama sekali tidak mendengarnya, “kelangan rupiah, oleh berkah”.

Dari cerita singkat di atas, kita mungkin sudah dapat mereka salah satu makna dari kalimat “kelangan rupiah, oleh berkah”. Si pembeli akan mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli rumah dan tanah, tetapi barokah berupa rumah yang dapat dijadikan tempat berteduh, berlindung, tempat tinggal dia bersama keluarganya akan didapatkannya. Berkah itulah yang tentunya selalu diharapkan oleh semua manusia. Pengharapan berkah Tuhan Yang Maha Pemurah-lah yang membuat manusia bersemangat untuk berjuang melakukan apa saja demi keluarga, masyarakat dan bangsanya (kalau ingat… hehe tetapi minimal bagai diri dan keluarga).

Saya percaya bahwa arti kalimat itu tidak hanya itu saja, tetapi masih ribuan makna yang sesuai dengan interpretasi atau sudut pandang pribadi orang masing – masing. Sah – sah saja mengartikan kalimat sederhana itu dengan sudut pandang sempit maupun komplek. “Kelangan rupiah, oleh berkah” hanyalah sebuah ungkapan, tetapi ribuan makna dapat kita dapat dari situ. Semoga saja tidak hanya terbatas pada kata – kata dan ribuan makna tetapi lebih kepada aktualisasi dalam kehidupan. Bukankah begitu…??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar