Rabu, 04 April 2012

Salah Ambil


Pagi – pagi sudah dibuat terpingkal – pingkal oleh cerita salah seorang kawan. Cerita yang menggelikan sekaligus memilukan. Pagi tadi ketika cangkruk ngopi bersama kawan – kawan karyawan salah satu lembaga keuangan milik PT. Astra group di warung sebelah timur kantornya, salah seorang diantara mereka menceritakan istrinya. Dia sendiri ketika mengawali cerita itu terlebih dulu ketawa terpingkal – pingkal sambil ngoceh..”kasihan…. kasihannn…”

Cerita itu terjadi kemarin malam dirumahnya. Waktu itu istrinya merasa dimatanya ada sesuatu yang mengganjal. “Ehmm mungkin mata ni kotor… aku bersihkan saja ama tetes mata” kata istrinya. Kemudian istrinya menuju meja rias, dimana biasa menyimpan tetes mata. Sambil menahan rasa kantuk, si istri mencari tetes mata di rak – rak kecil meja riasnya. “Naah.. ni dia” kata si istri lega sambil membuka tutup botol kecil itu dan langsung meneteskan ke matanya.

“Wuaduuuuh… peeriiih….” Jerit si istri sambil berlari menuju kamar mandi. Kawan saya yang sedang menonton televisi sontak terkejut dan lari mengikuti istrinya. Tampak si istri mencuci muka sambil menutup matanya. Mulutnya masih mengerang perih. Kawan saya langsung menanyakan kejadiannya kepada istrinya, terus membimbingnya ke bibir tempat tidurnya. Istrinya menjawab sambil menangis.


Mendengar cerita itu, spontan kawan saya menuju meja rias. Dia melihat botol kecil itu dan memungutnya. Dikeremangan cahaya lampu kamarnya, kawan saya yang tambun itu mengamati botol. “Woooo… Sampeyan salah Ma, ini Albottil yang aku beli kemarin” kata kawan saya dengan logat medog Surabaya. “Ayo kita ke dokter….”. kemudian mereka berdua menuju dokter mata terdekat.

Setelah ditangani dan mendapat obat dari dokter mata, kawan saya bercerita kepada istrinya bahwa kemarin dia membeli albotil untuk obat sariawan. Padahal kita tahu bahwa obat sariawan berwarna ungu itu perihnya bukan main. Coba kita bayangkan apabila terkena mata, lha wong kena sariawan perihnya bukan main… spontan kawan saya tertawa dan disambut dengan cubitan si istri. “Spurane yok Ma…. Kwkwkw” kata kawan merayu.

Cerita pagi itu disambut gelak tawa kawan – kawan yang cangkruk di warung Mbak Mah itu. Lumayan dapat menghibur yang lagi mikir debitur yang nggak bayar – bayar….. makanya hati – hati Mas, Mbak……. Jangan sampai salah ambil……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar