Minggu, 01 April 2012

Jangan Sepelekan Hal Sepele

Saya masih teringat dengan jelas pesan Profesor Idha Hariyanto dan Profesor Soetriono terkait dengan menulis, dan kalimat itu sebagai salah satu sumber spirit saya untuk menuangkan ide dan isi otak saya dalam sebuah tulisan. “Jangan sepelekan hal yang kecil dan sepele. Sesuatu yang besar itu tidak jarang lahir dari hal yang kecil dan sepele” begitu pesan Prof. Idha saat menyampaikan mata kuliah Filsafat Ilmu di program studi Agribisnis Pascasarjana Universitas Jember tahun 2011 lalu. Demikian pula pesan Prof. Soetriono dalam mata kuliah yang sama mengatakan tuangkan ide dan gagasan kita melalui tulisan walaupun menurut orang lain sepele. Kedua pesan itu selalu saya ingat dan menjadi motivasi tersendiri dalam beberapa hal terutama sesuatu yang terkait dengan pengamatan, pendalaman, pemahaman hidup yang saya coba tuangkan dalam beberapa tulisan.

Kedua Guru Besar Universitas Jember tersebut menginspirasi saya untuk selalu mencatat, memperhatikan, mendalami dan mencoba menulis apa saja yang ada dipikiran. Beliau adalah ahli ekonomi pertanian yang berbeda generasi yang sangat konsisten dengan ilmu yang dipelajari. Ketekunannya mengamati tentang tebu dan daya saing hasil pertanian terutama kopi sudah mengantar beliau – beliau menjadi seorang professor dan menelurkan beberapa buku, yang mana tentu memberikan manfaat bagi pembaca dan orang lain.

Saya sering mendengar dari kawan – kawan mengkritik bahkan mencemooh sebuah tulisan baik itu artikel, cerpen, makalah, buku atau hanya sekedar celotehan, tetapi ironisnya saya belum pernah sekalipun tulisan yang mereka buat. Kawan – kawan saya tersebut bak seorang kritikus handal, menganalisa sebuah tulisan dari berbagai sudut dan teori yang diperolehnya yang ujung – ujungnya meremehkan tulisan demi tulisan. Mereka belum menyadari bahwa Si penulis telah berupaya untuk menuangkan segala uneg – uneg, gagasan, idenya dalam bentuk tulisan. Tulisan original si penulis dengan berbagai gaya tulis, kata yang dipakai kiranya patut kita apresiasi, kita hargai meskipun belum dapat memuaskan pembaca atau belum memenuhi kaidah sebuah tulisan.

Lebih bijak dan arif, apapun karya kreatif dalam bentuk apapun dari seseorang patut untuk mendapat penghargaan, bukan hanya bisa mengkritik, mencemooh, meremehkan tanpa menyadari dirinya sendiri tidak dapat berbuat seperti orang yang dikritiknya. Ehmmm ironis… anehnya itu banyak dan sering kita jumpai di sekitar kita bahkan orang – orang yang sering melakukan hal seperti itu adalah orang yang berpendidikan sarjana.

Hal sepele atau sering dianggap sepele di sekitar kita sangatlah banyak. Coba kita bersama instropeksi mulai dari diri pribadi yang tidak lepas sedetikpun berinteraksi dengan masing – masing bagian tubuh kita, setelah itu kita melihat interaksi dengan sesuatu di luar kita. Apakah hal yang menurut banyak orang itu juga sepele menurut kita atau sebaliknya? Kiranya itu tidak perlu kita pikirkan secara rumit dan detail, karena dalam hidup itu waktu terus mengalir, roda kehidupan terus berjalan. Suatu kesempatan, benda, waktu dan lainnya pada waktu tertentu akan menjadi sangat penting tetapi pada waktu yang lain bisa menjadi hal yang sangat remeh. Contoh mudah dan kita pasti mengalami adalah “kentut”. Kentut menjadi remeh ketika kita tidak sedang mengalami gangguan pencernaan atau lainnya, tetapi menjadi sangat penting apabila kita sedang masuk angin, habis operasi dan sebagainya. Bukankah begitu manusia, sering menganggap sesuatu remeh ketika tidak sedang memerlukannya.

Maka janganlah meremehkan sesuatu yang remeh sekalipun hal itu paling remeh menurut kita… seperti kentut tadi….
Terima kasih atas petuah - petuahnya Profesor…..

2 komentar:

  1. I have read a few good stuff here. Certainly worth bookmarking for revisiting. I wonder how much effort you put to create such a fantastic informative site.
    1979 Pontiac Ventura AC Compressor

    BalasHapus