Senin, 27 Februari 2012

Kereta Ekonomi Sekarang Lebih Nyaman



Perjalanan naik kereta api dari Jember menuju kota santri Jombang pagi ini cukup santai dan terasa nyaman. Demikian pula perjalanan dua hari kemarin saat perjalanan dari Jombang menuju kota suwar suwir Jember dimana selain nyaman dalam perjalanan juga waktunya sangat tepat (baca juga di Tepat waktu bersama KA Sri Tanjung). Hari ini juga demikian. Kereta berangkat dari stasiun Jember pukul 09.10 WIB tepat sesuai jadwal dan tiba di stasiun Jombang pukul 14.45 WIB agak molor 10 menit dari jadwal. Meskipun kereta ekonomi, sekarang penumpang sangat bisa menikmati perjalanan dengan santai, nyaman dan aman. 

Berbeda dengan perjalanan kereta api sebelum bulan September 2011 tahun lalu, karena ada peraturan baru yang terkait dengan pengelolaan stasiun dan penumpang juga pedagang asongan. Peraturan itu berlaku efektif tanggal 1 September 2011. Peraturan yang saya ketahui dan rasakan langsung adalah tentang tata cara pembelian tiket, larangan pengantar memasuki area dalam stasiun dan larangan pedagang asongan berjualan di dalam kereta. Entah peraturan lain yang bersamaan dengan peraturan itu.

Dalam hal tiket penumpang, ada perubahan signifikan yang dampaknya langsung dapat dinikmati oleh penumpang kereta api kelas ekonomi. Cara pembelian tiket sangat berbeda dengan sebelumnya. Kalau dulu sebelum peraturan itu terbit, penumpang dapat membeli tiket menjelang atau pada hari itu juga tetapi sekarang penumpang dapat memesan tiket seminggu sebelumnya. Selain itu pada tiket tercantum nomer gerbong dan tempat duduk penumpang. Dampak dari pengaturan terkait tiket ini terlihat sekali pada antrian loket pembelian tiket menjadi tidak terlalu memanjang, calon penumpang tidak berjubel ketika akan memasuki gerbong kereta, tidak ada lagi orang berebut tempat duduk dan tidak ada lagi penumpang yang berdiri di dalam kereta. Coba kita bandingkan dengan kondisi sebelumnya, antrian panjang biasa kita jumpai di depan loket pembelian tiket malah terkadang sampai puluhan meter, calon penumpang berlarian ketika kereta datang dan berjubel memasuki gerbong sehingga sangat membahayakan keselamatan penumpang, seringkali kali kita jumpai orang yang berebut tempat duduk dan penumpang duduk di lantai gerbong bahkan sampai tidurpun di bawah kursi. Keadaan itu sudah tidak kita jumpai lagi, kalaupun ada itu mungkin sedikit dan oknum saja.
 Suasana di dalam gerbong kereta yang cukup teratur dan nyaman...... asyiik deh...

Sekarang kondisi di dalam stasiun terlihat sepi dan ramai hanya menjelang kereta tiba karena calon penumpang diperbolehkan masuk ke ruang tunggu dalam stasiun 1 (satu) jam sebelum kereta tiba. Selain itu para pengantar dilarang untuk memasuki areal dalam stasiun. Stasiun Gubeng dan Wonokromo Surabaya yang biasanya ramai saja terlihat sepi. Dengan peraturan baru ini, keamanan dan kenyamanan calon penumpang kereta bisa terjaga. Peraturan ini bisa mengurangi kriminalitas yang kerap terjadi pada calon penumpang, seperti pencopetan, penodongan, pelecehan seksual dan sebagainya. Petugas keamanan dapat memantau keadaan dengan mudah.

Peraturan baru yang masih atau perlu pertimbangan lebih mendalam adalah larangan pedagang asongan berjualan di dalam kereta. Para pedagang asongan sampai sekarang masih ramai berjualan di dalam kereta, juga para pengamen. Peraturan ini mendapat reaksi keras dari para pedagang asongan kereta api di Medan, Sumatra Utara, beberapa bulan lalu. Memang bertahun – tahun bahkan sampai anak cucu mereka mengais rejeki dari berdagang di dalam kereta. Pihak PT. Kereta Api Indonesia tidak bisa begitu saja melarang atau mengusir mereka, perlu ada pendekatan yang komprehensif dan cerdas untuk mengatasi masalah pedagang asongan ini. Hubungan saling menguntungkan terjadi antara pedagang dengan penumpang, karena di sini terjadi transaksi yang tentunya menguntungkan pedagang kecil. Penumpang juga diuntungkan dengan terpenuhi kebutuhannya. Para pedagang asongan ini hanyalah masyarakat golongan bawah yang hanya mempunyai lahan dan alternative berdagang di kereta, lain itu tidak. Meskipun terkadang atau bahkan sering, banyak penumpang yang merasa terganggu dengan ulah atau kebisingan pedagang asongan tetapi kebanyakan para penumpang tidak menolak secara keras. Kiranya saya berpendapat bahwa mereka jangan dilarang berdagang di dalam kereta tetapi perlu adanya pengaturan, pembinaan para pedagang. Seburuk apapun, para pedagang itu adalah bagian masyarakat kita yang perlu mendapat perhatian khusus apalagi dalam kondisi bangsa seperti ini, selain itu mereka juga dapat mengurangi angka kemiskinan yang semakin meningkat.

Selain itu yang perlu mendapat perhatian dan sorotan adalah para pengamen jalanan yang ada dalam kereta. Seringkali penumpang tidak merasa nyaman dengan kehadirannya. Banyak yang memaksakan penumpang untuk memberi sekedar receh kepada mereka. Petugas kereta api harus bijak dan tegas dalam menangani para pengamen tersebut daripada menangani para pedagang asongan. Semua itu untuk kenyamanan para penumpang dan kemakmuran para pedagang asongan sebagai rakyat kecil. Terima kasih PT. KAI yang telah membuat terobosan yang dapat member rasa aman, nyaman dan kepuasan kepada masyarakat pengguna kereta api ekonomi yang kebanyakan penumpangnya adalah kelas bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar